Tuesday, February 4, 2014

Mengapa Memilih Reksa Dana ?



DON’T PUT ALL YOUR EGGS IN ONE BASKET. Kredo investasi yang pasti sering kita dengar ini pada intinya berisi pesan agar jangan menempatkan seluruh uang di satu wadah karena jika wadah itu bocor atau malah pecah, uang yang sudah susah payah kita kumpulkan itu bisa lenyap tak berbekas. Jadi, tempatkan uang itu di beberapa wadah untuk meminimalkan risiko.
Jika berinvestasi di pasar modal, ada beberapa wadah yang bisa Anda pilih sebagai ladang pembiakkan uang semisal saham atau obligasi. Dengan menempatkan uang di kedua instrumen ini, risiko kerugian bisa direduksi.
Begitu pula jika hanya memilih saham sebagai wadah investasi, seluruh uang yang Anda investasikan semestinya tidak hanya dialokasikan untuk memborong saham di satu sektor industri atau perusahaan. Sebagai misal, uang tersebut Anda alokasikan untuk mengkoleksi saham-saham perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, pertambangan, perkebunan, dan sebagainya.
Dalam teori investasi, diversifikasi atau penyebaran (alokasi) aset semacam ini bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko tidak sistematis dengan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang optimal.
Sayangnya, tidak semua investor piawai dalam memilah-milih instrumen apa saja yang sebaiknya dikoleksi untuk mengoptimalkan dana yang ada. Selain itu, diversifikasi jelas membutuhkan modal besar untuk membeli beberapa saham pilihan. Sebagai contoh, dengan memiliki reksa dana NISP Indeks Saham Progresif, portofolio investasi dapat terdiri dari saham Telkom, Perusahaan Gas  Negara, BRI, Astra International dan BCA.
Bandingkan jika kelima saham tersebut dibeli langsung tanpa melalui reksa dana, maka jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk membeli masing-masing 1 lot saja lumayan besar. 
Disinilah reksa dana  kemudian bisa memainkan peran. Investor tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menganalisis instrumen investasi apa saja yang layak menjadi portofolio investasi karena manajer investasi-lah yang akan melakukannya. Dengan dana yang minim, investor juga bisa melakukan diversifikasi melalui kumpulan dana dari investor lain yang dikelola oleh manajer investasi.
Unus pro omnibus, omnes pro uno. One for all, all for one.
UNTUNG-RUGI REKSA DANA
Berbeda dengan menabung yang memiliki kepastian pengembalian, investasi memiliki dua sisi berbeda yang akan selalu ada yaitu risk (risiko) dan return (keuntungan). Dengan begitu tidak ada satu pun instrumen investasi termasuk reksa dana yang bisa memberi janji pasti untung karena ada risiko yang akan tetap melekat. 
Ini tidak berarti bahwa investor lantas harus menjauh dari instrumen investasi seperti reksa dana karena dibalik risiko yang tinggi juga terdapat peluang untung yang juga tinggi (high risk high return). Meski  tidak bisa dihilangkan, risiko ternyata bisa direduksi yang salah satunya bisa dilakukan dengan diversifikasi melalui instrumen investasi bernama reksa dana.
Kelebihan Reksa Dana
Apa yang menarik dari reksa dana sehingga instrumen investasi ini bisa dipilih sebagai salah satu instrumen investasi ?
  • Diversifikasi
Secara teori, diversifikasi bertujuan untuk mengoptimumkan keuntungan (return) untuk level risiko tertentu.  Reksa dana adalah implementasi dari diversifikasi karena dalam reksa dana terdapat portofolio dari beberapa efek yang berbeda.  Melalui penyebaran asset dalam beberapa instrumen investasi (portofolio), reksa dana bisa mengoptimumkan keuntungan dengan level risiko tertentu.
  • Dikelola Profesional oleh Manajer Investasi
Pengelola dana nasabah adalah para manajer investasi yang paham benar dengan seluk beluk investasi. Dengan reksa dana, Anda bisa ‘memanfaatkan’ pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk mengelola uang yang sudah susah payah dikumpulkan agar mendapatkan hasil yang optimal. Anda sebagai investor tidak perlu memilah-milih efek apa saja yang akan dijadikan portofolio investasi karena sudah menjadi tugas manajer investasi.
Untuk melihat profil manajer investasi yang akan mengelola dana Anda, silakan membaca prospektus reksa dana dari perusahaan tersebut.
  • Modal Mini Hasil Maksi
Tidak seperti berinvestasi di saham atau obligasi secara langsung yang membutuhkan modal relatif banyak, reksa dana dapat dimiliki dengan modal sedikit. Beberapa reksa dana membolehkan Anda memulai investasi dengan modal Rp 100.000.
  • Likuiditas
Setiap saat Anda bisa menjual (redemption) reksa dana yang Anda miliki kepada pengelola pada harga NAV saat itu.  Meski uang hasil penjualan tidak langsung diterima saat itu, namun investor tidak perlu khawatir karena pengelola pasti akan membelinya.
  • Potensi Pertumbuhan Nilai Investasi
Melalui akumulasi dana dari berbagai pihak, reksa dana memiliki  kekuatan penawaran dalam memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi, biaya investasi yang lebih rendah, dan akses terhadap instrumen investasi yang sulit jika dilakukan secara individual.
Risiko Reksa Dana
Selain sisi lebih yang dimiliki reksa dana, instrumen ini juga tidak lepas dari kerugian dan kekurangan sehingga sangat mungkin tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Beberapa hal berikut adalah risiko yang bisa menimpa investor reksa dana.
  • Penurunan Nilai Investasi
Siapa yang bisa mengalahkan pasar ? Kendati sudah dikelola dengan cara yang sangat profesional, portofolio pilihan manajer investasi belum tentu bisa memberikan keuntungan akibat efek yang dibeli mengalami penurunan harga. Hal ini bisa dilihat dari NAB yang diperoleh pada suatu waktu lebih rendah ketimbang NAB saat membeli (kecuali reksa dana pasar uang).
  • Risiko Perubahan Ekonomi dan Politik
Pasar keuangan tidak akan lepas dari faktor ekonomi dan politik baik di lingkup global maupun lokal. Peristiwa apa pun bisa memberi dampak pada harga efek di pasar modal maupun pasar uang. Krisis Yunani di bulan Mei 2010 yang baru saja terjadi adalah contoh betapa peristiwa yang terjadi nun jauh di sana bisa membuat harga-harga saham berguguran yang otomatis membuat nilai investasi terutama reksa dana saham menjadi menyusut drastis.
  • Risiko Perubahan Peraturan
Perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau kebijakan-kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pengembalian dan hasil investasi yang akan diterima manajer investasi yang dengan begitu juga dapat mengurangi penghasilan yang mungkin diperoleh Pemegang Unit Penyertaan.
  • Risiko Pembubaran dan Likuidasi
Pemegang Unit Penyertaan memiliki risiko bahwa di dalam hal reksa dana yang dimiliki memenuhi salah satu kondisi seperti yang tertera dalam ketentuan BAPEPAM & LK, Manajer Investasi akan melakukan pembubaran dan likuidasi.
  • Risiko Likuiditas
Pemegang Unit Penyertaan berhak untuk melakukan Penjualan Kembali Unit Penyertaan dan Manajer Investasi memiliki kewajiban untuk membelinya. Kendati demikian, apabila seluruh atau sebagian besar Pemegang Unit Penyertaan secara serentak melakukan Penjualan Kembali kepada Manajer Investasi, Manajer Investasi bisa saja tidak mampu menyediakan uang tunai seketika untuk melunasi Penjualan Kembali Unit Penyertaan tersebut.